Indonesia tenggelam dalam plastik. Setiap tahun 1,29 juta ton plastik berakhir di sungai dan lautan Indonesia (sebanding dengan berat 1.000.000 mobil). Situasi ini akan mengakibatkan bencana bagi lingkungan dan sistem ekologi.
Plastik terbuat dari produk kimia dan karena itu sulit terurai secara alami. Jika berakhir di bumi, plastik akan tetap ada selama ratusan tahun. Kebanyakan jenis plastik membutuhkan waktu penguraian 400 hingga 600 tahun. Banyaknya sampah plastik yang berakhir di lautan setiap hari dapat menjadi bencana lingkungan.
Sampah plastik berakhir di lautan melalui sungai. Kita membuang sampah ke lingkungan lalu sungai membawanya ke laut. Sebagian besar dari kita tidak menyadari bahwa secara tidak langsung kita bertanggung jawab atas masalah tersebut. Banyak dari kita tinggal di desa-desa terpencil yang tidak memiliki pengelolaan limbah kolektif. Kita terbiasa memakai sungai untuk tempat pembuangan sampah. Hal tersebut merupakan solusi yang baik pada saat itu. Karena kebanyakan jenis sampah yang dulu kita punyai adalah sampah yang dapat terurai secara alami, karenanya tidak berbahaya bagi alam. Masalah besar kemudian muncul, karena sampah kita telah berubah, namun kebiasaan kita membuang sampah, belum berubah.
Jangan pernah membuang sampah plastik ke alam.
Kurangi limbah plastik sekali pakai kita.
Beri tahu keluarga dan teman - teman kita tentang dampak sampah plastik.
Tegur mereka yang membuang sampah plastik ke alam.
Diskusikan masalah dan solusinya dengan kepala lingkungan atau kepala desa.
Merupakan tugas dari kepala lingkungan untuk menginisiasi tindakan pengumpulan sampah plastik. Hal ini dapat dilakukan dengan:
Menempatkan tempat sampah untuk plastik.
Membuat program pengelolaan limbah desa.
Pembangunan tempat pembuangan sampah.
Pemerintah memiliki kekuatan untuk mengimplementasikan perubahan besar akan bahaya dari sampah plastik. Sebagai contoh:
Mengurangi produsen menggunakan plastik dengan memperkenalkan pajak plastik.
Menciptakan kesadaran untuk masalah sampah plastik melalui kampanye nasional.
Membangun pabrik daur ulang plastik dan membuat sistem nasional untuk mengumpulkan sampah plastik.
Melarang produk plastik sekali pakai seperti kantong plastik dan gelas plastik.
Memperkenalkan sistem deposit botol. Masyarakat dapat membayar deposit untuk menggunakan botol kosong dan mendapatkan kembali uang deposit ketika mengembalikan botol tersebut.
Perubahan besar membutuhkan waktu untuk dapat terwujud, sementara kita tidak memiliki banyak waktu lagi. Untungnya ada solusi lain yang dapat membantu mencegah plastik agar tidak berakhir di lautan:
Organisasi Get Plastic telah mengembangkan perangkat yang mengubah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Kegiatan yang secara teratur diselenggarakan untuk membersihkan pantai-pantai Indonesia.
Melakukan penyaringan sampah plastik di Sungai sebelum mencapai laut.